Junk Food- Biasa dikenal dengan makanan cepat saji merupakan suatu produk makanan yang sudah umum dan telah mendunia. Istilah "Junk Food" pada umumnya mengacu pada makanan yang dapat disajikan dengan cepat serta makanan yang mengandung banyak kalori tetapi memiliki nilai gizi yang sedikit jumlahnya.
Dari sebuah penelitian bukan rahasia umum, junk food merupakan salah satu makanan cepat saji yang membawa dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi terus meneru. Dilanis Daily Mail, siapa yang menduga jika mengkonsumsi makanan junk foof seperti burger dan kentang goreng bisa sama berbahayanya dengan mendapatkan penyakit yang bisa merenggut nyawa.
Sebuah penelitian yang melibatkan para ilmuan di University of Bonn menemukan bahwa junk food bisa mengakibatkan sistem imun rusak seperti terkena serangan penyakit serius.
Karena mengkonsumsi makanan cepat saji bisa membuat sel imun menjadi lebih agresif seiring waktu, sehinga meningkatkan risiko mengidap penyakit parah. Efek ini pun bisa terendap lama, bahkan setelah anda mengganti pola makan yang lebih sehat seperti makan buah dan sayuran.
Makanan cepat saji biasanya mengandung tinggi lemak, gula, dan sodium. Semuanya serong dikaitkan dengan banyak efek kesehatan yang merusak, termasuk peningkatan risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker usus besar dll. Faktanya dari sebuah studi di tahun 2014 menemukan bahwa pola makan yang buruk bisa melemahkan sistem imun. Studi ini juga mengungkaokan bahwa mengkonsumsi 200 gram gula bisa membatasi kemampuan sel darah putih untuk menghancurkan mikroorganisme berbahaya.
Berikut Bahaya Yang Ditimbulkan Junk Food Bagi Kesehatan
1. Junk Food Mengandung Kalori Yang BerlebihMakanan merupakan bahan bakar bagi tubuh. Ia memiliki dampak langsung pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Junk foof kebanyakan merupakan makanan cepat saji yang didalamnya mengandung karbohidrat, gula, lemak sehat. dan garam (natrium). Satu porsi junk food menawarkan sejumlah besar kalori, akan tetapi nilai gizi di dalamnya hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekalli. Sebuah studi 2013 yang diterbitkan di JAMA Pediatrics menunjukan bahwa banyak anak-anak dan remaja yang lebih memilih mengambil resiko mendapatkan kalori lebih dalam makanan cepat saji dan restoran daripada makanan yang disajikan di rumah. Menurut National Institutes of Health, beberapa makanan cepat saji secara keseluruhan hanya mengandung kalori dalam jumlah yang tinggi, dimana hal tersebut sangat berdampak pada kelebihan berat badan yang merupakan salaj satu faktor peningkatan risiko untuk berbagai masalah kesehatan kronis. Terlau sering mengkonsusmi makanan cepat saji unutk menggantikan makanan bergzizi dapat menyebabkan gizi buruk serta kesehatan yang buruk bagi kita.
2. Masalah Pada Sistem Pencernaan
Bagi penikmat junk food, mereka akan lebih beresiko mengalami gangguan pencernakan seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD) dan sindrom iritasi usus (IBS). Seperti yang kita ketahui bahwa junk food lebih banyak mengandung kalori daripada nilai nutrisi. Saat kita mengkonsumsi junk food yang digoreng, kandungan minyaknya akan tersimpan dalam dinding lapisan perut. Hal ini dapat meningkatkan produksi asam. Lalu rempah-rempah yang ada di dalamnya dapat mengiritasi lapisan lambung, sehingga dapat memperburuk resiko GERD dan gangguan pencernaan. Kurangnya serat dalam kandungan junk food dapat menghambat pencernaan, meingkatkan masalah seperti sembelit dan wasir.
3. Resiko Penyakit Diabetes
Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjangkitnya penyakit dibates adalah karena diet yang tidak sehat, salah satunya karena makanan yang kita konsumsi merupakan makanan sampah. Ketika tubuh menyerap asupan gizi dari yang berasal dari makanan sehat, hal ini berarti tubuh mendapatkan pasokan glukosa yang membantu menjaga sensitivitas insulin. Sedangkan ketika tubuh menyerap asupan makanan junk food, hal ini bisa mengakibatkan stres yang berlebihan pada metabolisme tubuh sehingga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin dengan benar. Karena junk food tidak memiliki kandungan serat, konsumsi secara langsung mengahasilkan lonjakan kadar gula. selanjutnya, konsumsi junk food menyebabkan obesitas, salah satu alasan utama untuk resistensi insulin dan pengembangan diabetes.
4. Depresi
Dari akibat terlalu sering mengkonsusmi junk food, banyak perubahan hormonal terjadi, terutama pada kalangan remaja, yang membuat mereka rentan terhadap perubahan suasana hati dan perubahan perilaku. Karena mengkonsumsi junk food dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting dalam tubuh, yang meningkatkan kemungkinan para remaja menderita depresi hingga 58%. Diet yang sehat akan sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan hormonal.
Selain itu, kandungan dalam makanan cepat saji seperti garam, daging olahan, nitrat, dan MSG dapat memicu terjadinya sakit kepala. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat menunjukkan bahwa makan makanan yang dipanggang seperti donat, croissant, kue dan makanan cepat saji seperti pizza, hamburger, hot dog) mungkin berhubungan dengan depresi. Orang yang makan makanan cepat saji adalah 51 % lebih mungkin mengembangkan depresi dibandingkan mereka yang makan sedikit atau tidak ada makan cepat saji.
5. Kelelahan Dan Kelemahan
Makanan junk food tidak memiliki jumlah nutrisi penting yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan serta fungsi dari semua sistem dalam tubuh secara keseluruhan seperti protein dan vitamin. Meskipun jenis makanan ini bisa membuat perut terasa kenyang dan puas, namaun ia gagal dalam memberikan asupan energi instan. Sehingga membuat tubuh terasa lemah dan lelah beberapa saat setelah mengkonsumsinya. Jika tubuh hanya menyerap semua jenis makanan yang tergolong junk food selama periode waktu tertentu, maka hal tersebut bisa mengakibatkan kelelahan kronis. Junk food dapat menurunkan tingkat energi tubuh ke tingkat yang mungkin menjadikan tubuh sulit atau bahkan tidak bisa melakukan rutinitas sehari-hari.
6. Peningkatan Resiko Penyakit Jantung
Kandungan dalam junk food banyak akan lemak jenuh dan lemak trans yang secara langsung meningkatkan kolesterol jahal (LDL) dan trigliserida dalam darah, dimana hal tersebut dapat berkontribusi terhadap pembentukan plak dan penyakit jantung. Selain itu, mengkonsumsi junk food dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang meingkat secara tiba-tiba, junk food merusak lapisan-lapisan pembuluh darah yang menyebabkan peradangan kronis. Peradangan ini menyebabkan kolesterol jahat menempet pada dinding areti dan menghalangi aliran darah ke jantung, sehingga serangan jantung pun kapan saja bisa terjadi. Lemak dari junk food dapat terkumulasi dalam tubuh selama periode waktu tertentu yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Dalam kondisi berat badan yang semakin meningkat, resiko terkena serangan jantung akan lebih tingi.
7. Peningkatan Resiko Kanker
Kurangnya serat adalah alasan utama mengapa konsumsi junk food sangat terkait dengan peningkatan risiko kanker pada sistem pencernaan. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam European Journal of Cancer Prevention mengungkapkan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak dapat meningkatkan peluang terkenanya kanker kolorektal. Studi lain dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di seattle menunjukan bahwa pria yang makan makanan yang digorenglebih dari dua kali dalam sebualan telah menunjukkan peningkatan risiko kanker prostat.
8. Peningkatan Resiko Gangguan Ginjal
Saat kita mengkonsumsi junk food seperti kentang goroeng maupun keripik yang rasanya begitu memanjakan lidah, tanpa kita sadari kandungan garam halus yang ada didalamnya dapat meningkatkan air liur dan sekresi enzim, sehingga meningkatkan keinginan untuk terus mengkonsumsi makanan ini. Karena Kandungan lemak jahat dan natrium yang tinggi dari garam tersebut mampu menggangu keseimbangan sodium-potasium tubuh yang dapat menyebabkan hipertensi. Hal ini dapat mengganggu fungsi ginjal sebagai penyaring semua racun dari darah
9. Mempengaruh Fungsi Otak
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Brain, Behavior, adn Immunity menunjukkan bahaw satu minggu makan junk food sudah cukup untuk memicu gangguan memori pada tikus. Penelitian terbaru menunjukka bahwa lemak jahat (lemak trans) dari junk foos cenderung menggantikan lemah sehat di ptak dan mengganggu mekaniseme sinyal normal dalam otak. Dari studi pada hewan lemak dari junk food bisa memperlambat kemampuan untuk belajar keterampilan baru.
10. Fluktuasi Kadar Gula Dalam Darah
Mengkonsusmi junk food yang tidak mengandung kadar gula yang tinggi dapat membuat metabolisme dalam tubuh mengalami stress. Karena gula menyebabkan pankreas mengeluarkna jumlah insulin yang lebih banyak untuk mencegah lonjakan drastis kadar gula dalam darah. Karena junk food tidak memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang cukup, jangan heran jika kadar gula dalam darah menurun secara tiba-tiba setelah kita mengkonsumsi junk food. Hal ini membuat kita gampang emosi dan timbul keinginan untuk mengkonsumsi junk food dalam porsi berlebihan.
11. Masalah Pada Kulit Dan Tulang
Mengkonsusmi makanan tinggi karbohidrat dan gula seperti junk food, dapat menyebabkan bakteri yang berbeda di mulut menghasilkan asma yang dapat mengakibatkan kerusakan pada gigi serta menghancurkan enamel gigi. Yang merupakan faktor terjadinya gigi berlubang. Ketika enamel gigi anda hilang, tidak bisa diganti. Selain itu kandungan natrium yang berlebihan dalan junk food juga dapat meningkatkan resiko terkena osteoporosis (tulang rapuh).
Menurut salah seorang Ahli Gizi di Mumbai Sealatan dan di Cumballa Hill Hospital yang bernama Dr Niti Desai, "Junk Food memang mungkin murah, mudah tersedia, lebih cepat untuk memasak dan lezat, tetapi jenis makanan tersebut justru malah berdampak bahaya bagi kesehatan. Bukan hanya kekurangan nutrisi penting bagi tubuh, tetapi juga memberikan kontribusi untuk beberapa penyakit berbahaya. Pilihan untuk kembali mengikuti pola hiudp sehat mencakup pilihan makanan yang lebih alami dan lebih sehat.
Nah, Mungkin itu beberapa pembahasan tentang bahayanya makanan junk food. Semoga dengan adanya informasi ini bisa bermanfaat bagi anda. Selalu jaga pola makan dan pola hidup yang sehat, karena lebih baik mencegah daripada mengobati.
0 comments:
Post a Comment